Salam Blogger! Kali ini saya ingin berbagi
cerita dan informasi mengenai Pesta Demokrasi yang secara rutin dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Jember setiap 1 tahun sekali, yakni Pemilihan Ketua Umum OSIS
(Pilketos), dimana Pilketos ini diselenggarakan oleh lembaga Majelis Perwakilan
Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember. Nah kebetulan, saya sendiri merupakan anggota
dari lembaga tersebut. Oleh karena itu, disini saya akan menjelaskan gambaran
bagaimana sistematika pemilihan Ketua Umum OSIS ini dari tahap pendaftaran,
tes, sampai pemilihan. Yuk, mari disimak! Untuk dapat melihat gambarnya
dengan lebih jelas, langsung aja klik fotonya!
![]() | ||
Gambar 1: Pemilihan Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember Periode 2013/2014
Pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2013 kemarin, warga SMA Negeri 1 Jember telah
menyelanggarakan Pemilihan Ketua Umum OSIS (Pilketos) periode 2013/2014.
Pilketos ini diselenggarakan secara berkala setiap 1 tahun sekali oleh Majelis
Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember untuk memilih Ketua Umum
OSIS. Dalam sebuah negara demokrasi, kita sebagai warga negara hendaknya
dapat mengaplikasikan proses demokrasi dimanapun kita berada. Termasuk di
lingkungan sekolah, dimana kita harus berperan sebagai warga sekolah yang
demokratis. Apa itu Demokrasi? Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia, arti
kata demokrasi adalah;
“Demokrasi adalah sistem dalam
suatu negara dimana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung
atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan
politik secara bebas
dan setara. Demokrasi merupakan wujud
kebersamaan dalam Negara yang juga merupakan hak sekaligus kewajiban bagi warga
Negara karena sistem kekuasaan yang berlaku adalah: “Res publica” dari, oleh,
dan untuk rakyat. Dalam penerapan di Negara Kesatuan Republik Indonesia
demokrasi dapat dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup
berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan. Seperti yang telah
kita ketahui, salah satu jenis demokrasi adalah berdasarkan penyaluran
kehendak rakyat. Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, terdapat demokrasi
langsung yang berarti mengikutsertakan setiap warga negara dalam
menentukan suatu urusan negara.”
Dari deskripsi tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa demokrasi memerlukan partisipasi dari seluruh
komponen suatu kelompok (dalam hal ini sekolah) yang memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah suatu hal yang besar. Sebagaimana
yang di dasarkan pada Pancasila
sila ke-4 ”Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, dan UUD 1945 pasal 28 ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”. Maka, salah satu
perwujudan keterlibatan warga sekolah dalam proses demokrasi adalah Pemilihan
Ketua Umum OSIS (Pilketos). Pilketos merupakan sarana bagi warga sekolah untuk
dapat berpartisipasi ikut menentukan figur dan arah kepemimpinan OSIS dalam
periode waktu tertentu.
Tentang dasar
penyelenggaraan suatu pemilihan, sebenarnya ide dari demokrasi lah yang
menyebutkan bahwa dasar penyelenggaraan sebuah organisasi besar yang dalam hal
ini kaitannya dengan OSIS, adalah kehendak warga sekolah. Kehendak warga
sekolah lah yang merupakan dasar bagi penyelenggaraan Pilketos.
Maka, ketika demokrasi
mendapatkan perhatian yang luas dari warga sekolah, penyelenggaraan Pilketos
yang demokratis menjadi syarat penting dalam pembentukan kepemimpinan dalam
tubuh OSIS. Termasuk para siswa, dewan guru, staf TU, guru PPL, satpam,
penjaga, dan penjual di kantin. Semuanya berpartisipasi dalam mewujudan proses
demokrasi di sekolah tersebut.
Hal ini dikarenakan OSIS
adalah sebuah organisasi penyelenggara program-program sekolah yang tentunya
harus mendapat dukungan dari seluruh warga sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan
partisipasi dari setiap komponen sekolah. Apabila hal tersebut dapat
diwujudkan, maka proses demokrasi di lingkungan SMA Negeri 1 Jember dapat
terealisasikan dengan baik.
Berbicara mengenai fungsi,
Pilketos sendiri memiliki fungsi utama sebagai sarana sirkulasi kepemimpinan
OSIS agar dapat teratur, berkala, dan berkesinambungan. Sebuah kepemimpinan
yang lama tanpa dibatasi periode tertentu, dapat menjurus pada pada kepemimpinan
yang sewenang - wenang. Banyak contoh dalam sejarah dunia yang
memperlihatkan betapa kekuasaan yang absolut, tanpa pergantian kepemimpinan
yang teratur dan berkesinambungan, mengakibatkan daya kontrol melemah dan
kekuasaan menjadi korup dan sewenang-wenang. Seperti halnya pemimpin Libya dan
Mesir yang telah tumbang beberapa waktu lalu.
Penumbangan kekuasaan itu
diakibatkan oleh periode kepemimpinan yang tidak tersirkulasi dengan
teratur dan menyebabkan rakyat menjadi murka. Rakyat akan menuntut pergantian
kepempinan sesegera mungkin.
Menurut pandangan saya, hal
ini wajar saja karena di zaman yang modern seperti ini, rakyat telah memiliki
kesadaran yang kuat mengenai pentingnya peran warga negara dalam menetukan
pemimpin yang akan mengayomi mereka nantinya. Dari sejarah yang telah
dipaparkan tadi, sejarah tersebut dapat memberikan contoh konkret tentang apa
yang akan terjadi apabila Pilketos di SMA Negeri 1 Jember ini tidak dapat
dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup lama, atau Ketua Umum OSIS tidak
kembali dipilih oleh warga sekolah, melainkan hanya melalui penunjukkan
oleh salah satu pihak saja. Hal seperti itu tidak dapat menunjukkan
sikap demokrasi yang baik di lingkungan sekolah. Dan warga sekolah pun akan
menuntut adanya pemilihan sesegera mungkin, karena mereka paham akan hak-hak
mereka sebagai warga sekolah yang demokratis.
Namun, Pilketos yang
teratur, berkala, dan berkesinambungan saja tidak cukup untuk menghasilkan
kepemimpinan yang benar-benar menghendaki kehendak warga sekolah secara umum.
Pemilu merupakan sarana legitimasi (pengakuan) bagi sebuah kepemimpinan. Setiap
pemimpin, pasti membutuhkan dukungan warga/anggotanya untuk melegitimasi
kekuasaannya.
Maka, Pilketos sering kali
dijadikan sebagai alat pelegitimasian kekuasaan semata. Cara termudah yang
dapat dilakukan untuk menghindari kesan tersebut adalah dengan mengatur
sedemikian rupa teknis penyelenggaraan Pilketos, agar hasil dari Pilketos dapat
memberi kemenangan mutlak yang demokratis dan sesuai dengan kehendak warga sekolah. Maka,
selain teratur, berkala, dan berkesinambungan, masalah sistem atau mekanisme
dalam penyelenggaraan Pilketos adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Pilketos yang merupakan ikon demokrasi di lingkungan sekolah benar-benar
harus memiliki teknis pelaksanaan atau mekanisme yang sesuai.
Mekanisme pelaksanaan
Pilketos SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014 berawal dari pembagian formulir pendaftaran bagi siswa yang akan mencalonkan
dirinya sebagai Ketua Umum OSIS. Pembagian formulir tersebut dilaksanakan pada
hari Kamis, tanggal 22 Agustus
2013. Namun, jumlah calon Ketua Umum OSIS yang akan mendaftar sudah
ditentukan sebelumnya oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK), yaitu berjumlah 31
orang, yang meliputi:
· Satu calon dari setiap
kelas XI yang keseluruhan berjumlah 8 orang.
Maka secara keseluruhan, 31
calon tersebut harus mengumpulkan formulir pendaftaran paling lambat hari
Jumat, tanggal 23 Agustus 2013 dan harus memenuhi seluruh persyaratan
sebagai calon Ketua Umum OSIS. Persyaratan tersebut diantaranya harus
melampirkan fotocopy rapot, karena ada kriteria tersendiri bagi calon Ketua
Umum OSIS yang rata-rata nilai mata pelajarannya minimal harus 8,0. Calon
Ketua Umum OSIS juga harus mengumpulkan tanda tangan dari beberapa
pendukungnya. Tujuan dari hal tersebut adalah sebagai tanda jika dirinya memang
diharapkan oleh OSIS, kelas, atau ekstrakurikuler yang diwakilinya untuk maju
sebagai calon Ketua Umum OSIS.
Setelah semua formulir dikumpulkan pada hari Jumat, maka diadakan tes tulis bagi seluruh calon pada 24 Agustus 2013. Tes tulis ini diadakan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember. Soal-soal dari tes tulis tersebut akan menguji dan menunjukkan seluas apakah wawasan yang dimiliki oleh masing-masing peserta mengenai seluk-beluk SMA Negeri 1 Jember, seluk-beluk OSIS, dan jiwa kepemimpinan mereka. Soal tes tulis dibuat sendiri oleh pihak Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember dan dibuat banyak soal pengecoh didalamnya untuk menguji ketelitian para peserta.
Namun, ada yang mengecewakan
dari tahap tes tulis ini. Banyak peserta yang tidak hadir dalam tes tulis saat
itu. Menurut penelaahan saya, hal ini dikarenakan para peserta yang tidak hadir
merasa dirinya hanya mewakili ekskul atau kelas mereka hanya dalam tahap
pengumpulan formulir.Jadi istilahnya, mereka hanya “setor nama” saja dan
sebatas menggugurkan kewajiban mereka mewakili ekskul/kelasnya. Mereka mengumpulkan
formulir pendaftaran itu sebagai formalitas belaka. Asal sudah mengumpulkan
formulir, mereka anggap sudah selesai. Hal ini tentu tidak mencerminkan sikap
patriotisme yang baik. Seharusnya, mereka menghadiri tes tulis tersebut karena
telah dipercaya oleh teman-temannya untuk mewakili ekskul/kelasnya sebagai
calon Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014.
|
![]() |
Gambar 3: 10 Calon Ketua Umum OSIS Yang Mengikuti Tes Wawancara Tahap 1 |
Tes wawancara tahap pertama ini sekali lagi dilakukan oleh Majelis Perwakilan
Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember, pada hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013. Tes wawancara
tahap pertama ini diharapkan dapat menunjukkan mana peserta yang benar-benar
siap dan bersungguh-sungguh untuk menjadi seorang Ketua Umum OSIS, sebelum
melaksanakan tes wawancara tahap kedua bersama Pembina OSIS.
Tes wawancara tahap pertama
ini dilakukan dengan cara memanggil peserta satu-persatu dari ruang tunggu, dan
peserta yang telah selesai mengikuti tes wawancara akan diarahkan ke ruang
relaksasi. Jadi, peserta yang telah usai melaksanakan tes wawancara tidak akan
punya kesempatan untuk berkomunikasi dengan peserta yang belum melaksanakan tes
wawancara. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.
![]() |
Gambar 5: Suasana Ruang Tes Wawancara Tahap 2 Bersama Pembina |
Setelah melalui tes
wawancara tahap kedua bersama pembina, akhirnya ditemukan 3 kandidat yang benar-benar siap dan layak
menjadi Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014. Ketiga kandidat
itu ialah Mas Dito perwakilan dari OSIS, Mas Ghani yang juga perwakilan dari
OSIS, dan Mas Angga yang merupakan perwakilan dari ekskul Paskibra. Ketiga
kandidat diberi waktu untuk melaksanakan kampanye
selama 2 hari. Yaitu, pada hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2013 dan hari Jumat, tanggal 30 Agustus 2013. Hari Kamis
tidak dapat dijadikan sebagai hari kampanye dikarenakan pada hari tersebut
diadakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu,
proses belajar mengajar di sekolah ditiadakan dan otomatis tidak dapat
dijadikan sebagai hari kampanye ketiga kandidat.
![]() |
Gambar 6: Ketiga Kandidat Calon Ketua Umum OSIS Terpilih |
Pada Pemilihan Ketua Umum OSIS kali ini,
SMA Negeri 1 Jember telah mengadakan Pemilihan Ketua Umum OSIS dengan cara
pengambilan suara terbanyak (voting) yang berasaskan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia
(Luber), Jujur dan Adil (Jurdil). Pada Sabtu, 31 Agustus 2013 tepatnya di pagi hari, lapangan basket
SMA Negeri 1 Jember yang biasanya kosong, mendadak diramaikan oleh setting
panggung, tenda, dan kursi dengan dilengkapi berbagai banner yang dapat dengan
jelas menunjukkan bahwa akan dilaksanakan sebuah pesta demokrasi besar di
lingkungan SMA Negeri 1 Jember. Meskipun satu demi satu siswa yang hadir
pada pagi itu bertanya-tanya, acara apa yang sebenarnya akan berlangsung di
sekolah mereka. Mendekati pukul 07.00 W.I.B. lapangan menjadi semakin riuh oleh
para siswa dari kelas X hingga kelas XII. Seluruh kursi yang disediakan untuk
para pengurus OSIS, dewan guru, dan guru PPL sedikit demi sedikit terisi.
Namun, para pengurus OSIS
tidak segera menempati kursi yang telah disediakan. Pengurus OSIS mulai tampak berdatangan ketika Pembina OSIS, yaitu Pak Arif Purwanto
memerintahkan dengan nada keras yang tidak sekali saja, melainkan berkali-kali. Begitu
pula dengan beberapa kelompok siswa yang terkesan tidak menghargai
terselenggaranya acara ini. Terutama siswa kelas XI dan XII. Bukannya menempati
tempat yang telah disediakan, mereka malah memilih untuk mengobrol dan
bersenang-senang di kantin maupun di depan kelas. Ada juga siswa yang
menonton film menggunakan laptop di tangga gedung baru. Meskipun anggota
Majelis Perwakilan Kelas (MPK) telah memperingatkan mereka berkali-kali, mereka
tetap saja seperti itu. Sampai akhirnya, kembali Pembina OSIS yang
memperingatkan mereka dengan nada keras. Kelas XII yang semula berdiam diri di
lantai 2, serentak turun ke lapangan untuk menyaksikan Orasi, hanya karena
bentakan dari Pembina OSIS.
Namun, tidak sedikit pula
siswa yang tampak antusias untuk memeriahkan pesta demokrasi SMA Negeri 1
Jember itu. Meskipun mereka harus duduk diatas terpal yang seadanya, mereka
tetap antusias dalam memeriahkan acara tersebut.
Karena
siswa kelas X mendapat tugas dari Ibu Tutik Istiqomah selaku guru PKn untuk
meliput acara Pilketos ini. Maka, siswa kelas X lah yang tampak lebih antusias
dalam memeriahkan pesta demokrasi SMA Negeri 1 Jember ini. Mereka dengan
semangatnya menenteng kamera dan smartphone mereka untuk meliput acara besar
tersebut. Satu persatu siswa terlihat maju kedepan untuk mengabadikan foto
para kandidat yang sedang berkampanye. Ada pula yang mengabadikan momen
tersebut dengan merekam atau mengambil video. Siswa yang antusias tampak lebih
menunjukkan apresiasi dan penghargaan mereka terhadap acara yang
diselenggarakan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember ini. Sikap
penghargaan mereka patut diacungi jempol.
![]() |
Gambar 7: Dewan Guru Dan Guru PPL Antusias Menyaksikan Acara |
![]() |
Gambar 8: Siswa Antusias Memeriahkan Pesta Demokrasi SMA Negeri 1 Jember |
Acara dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya” secara
bersama-sama dan dipimpin oleh dirigen perwakilan dari Paduan Suara (Padsara)
SMA Negeri 1 Jember, Mas Rifqi. Namun, ada sebagian siswa yang malah gaduh
dan tidak menunjukkan rasa nasionalisme mereka ketika menyanyikan Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”. Hal ini tentu tidak sepantasnya dilakukan oleh siswa SMA
Negeri 1 Jember. Apalagi, justru kelas XII yang berada di lantai 2 lah yang
menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan tidak benar. Mereka menyanyi dengan
tempo sendiri tanpa menyamakan dengan dirigen. Seharusnya, siswa kelas XII
memberikan contoh yang baik kepada adik kelasnya.
Tak perlu berlama-lama
lagi, para kandidat calon Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember kemudian
dipanggil satu-persatu oleh pembawa acara dan dipersilahkan naik ke panggung
untuk memulai acara Orasi. Yang unik dari penyelenggaraan Pilketos kali ini
adalah, para kandidat seolah-olah harus melewati Red Carpet untuk menuju kursi kandidat. Seperti dalam acara penganugerahan yang
biasa tayang di televisi.
![]() |
Gambar 9: Mas Rifqi Memimpin Lagu Indonesia Raya Di Awal Dan Di Akhir Acara |
![]() |
Gambar 10: Kandidat Melewati Red Carpet Menuju Panggung Orasi |
Kemudian, mulai
ditayangkan video kampanye yang menunjukkan profil dan visi misi
dari masing-masing kandidat. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik simpati
dari seluruh warga sekolah agar dapat memilih dengan tepat. Acara
dilanjutkan dengan orasi,
tanya jawab, debat, dan penyampaian aspirasi siswa. Ketiga kandidat
berusaha memberikan kampanye yang terbaik agar dapat menarik dukungan lebih
dari warga sekolah. Mereka juga berusaha keras menjawab seluruh pertanyaan yang
dilontarkan oleh dewan juri dengan semaksimal mungkin, termasuk soal berbahasa
Inggris yang dilontarkan oleh Bapak Suharto.
Saya turut mengapresiasi
Mas Dito yang telah menjawab pertanyaan mengenai sikap dan etika ketika
menyanyikan Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Indonesia
Raya dari Ibu Tutik Istiqomah. Mas Dito dapat menjawab dengan baik, lancar, dan
tegas. Banyak pendukung dari Mas Dito yang mengacungkan jempol atas
keberaniannya berdiri dihadapan ratusan siswa dan dewan guru dari SMA Negeri 1
Jember.
![]() |
Gambar 11: Penyampaian Orasi Oleh Mas Dito |
![]() |
Gambar 12: Dewan Juri Melontarkan Pertanyaan Kepada Kandidat |
![]() |
Gambar 15: Pendukung Mas Dito Mengapresiasi Keberanian Mas Dito Berbicara Di Depan Umum |
Setelah para kandidat berkampanye, menjawab
pertanyaan dari dewan juri, dan berdebat di panggung yang telah disediakan,
para siswa kembali ke kelas masing-masing untuk melaksanakan pemungutan suara. Sesaat
kemudian, Ibu Tutik Istiqomah mengumumkan
perolehan nilai dari dewan juri sebagai referensi bagi para siswa untuk dapat
menjatuhkan pilihannya secara tepat, bukan berarti siswa harus memilih
berdasarkan penilaian tersebut. Ingat! Hanya sebagai referensi. Dalam
pengambilan suara secara langsung, para siswa sebagai pemilih mempunyai hak
untuk memberikan suaranya secara langsung dalam Pilketos, sesuai dengan hati
nuraninya, tanpa perantara. Untuk setiap siswa, akan dibagikan kertas suara
secara umum. Dan Pilketos ini berlaku bagi semua warga sekolah, tanpa adanya
deskriminasi. Setiap siswa berhak memiliki kebebasan dalam menentukan
pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Dalam mendapatkan haknya,
setiap siswa memiliki jaminan kerahasiaan, sehingga pilihannya tidak dapat
diketahui oleh siswa lainnya. Seluruh proses pemungutan suara di dalam kelas
diawasi secara langsung oleh perwakilan dari Majelis Perwakilan Kelas
(MPK). Sistem yang digunakan dalam pemilihan kali ini adalah sistem
pencoblosan, dan dilaksanakan di setiap kelas dengan menggunakan meja tanpa
bilik. Hal ini kurang dapat mendukung asas pemilu “rahasia”. Meskipun pihak MPK
sendiri telah menjamin tidak akan ada kebocoran dan keprivasian pemilih dapat
terjamin, karena semua tahap berada dibawah kontrol MPK. Pemilih dijamin
bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan
apapun. MPK sendiri bersifat netral sebagaimana asas adil dalam penyelenggaraan
pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta
bebas dari kecurangan pihak mana pun.
Setelah itu, dilanjutkan dengan proses penghitungan suara oleh ketua kelas
dan sekertaris kelas dan
disaksikan oleh seluruh anggota kelas dengan asas jujur. Semua pihak yang
terkait dengan pemilihan harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampailah pada saat yang ditunggu-tunggu.
Yakni, penghitungan suara
secara keseluruhan. Dengan menggunakan sistem turus, pihak MPK memulai
penghitungan suara dari pemungutan suara yang dilakukan di lapangan. Yakni,
pemungutan suara oleh dewan guru, guru ppl, staf TU, penjaga, satpam, penjual
kantin, OSIS, dan MPK. Meskipun penghitungan memakan waktu agak
lama, tetapi hal ini malah dapat mengedepankan sifat transparansi karena dalam
proses perhitungan suara yang dilakukan oleh MPK di lapangan, disaksikan oleh
seluruh warga sekolah.
Dari hasil Pemilihan Ketua
Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014, ditetapkan hasil perolehan
suara sebagai berikut; Mas Ghani unggul dengan mendapatkan 602 suara. Disusul
Mas Dito dengan perolehan 136 suara. Dan Mas Angga harus puas berada di posisi
ketiga, dengan perolehan 80 suara. Maka, ditetapkan Ghani Akbar Novandhana sebagai Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014.
![]() |
Gambar 16: Proses Pemungutan Suara Di Dalam Kelas |
![]() |
Gambar 22: Proses Penghitungan Suara Oleh Anggota MPK Disaksikan Oleh Perwakilan OSIS Dan Warga Sekolah |
![]() |
Gambar 24: Ucapan Selamat Dari Pembina OSIS Kepada Ketua Umum OSIS Terpilih Ghani Akbar Novandhana |
![]() |
Gambar 25: Ucapan Selamat Dari Ketua OSIS Lama Kepada Ketua OSIS Terpilih Ghani Akbar Novandhana |
![]() |
Gambar 26: Sambutan Ketua Umum OSIS Terpilih SMAN 1 Jember Periode 2013/2014 Ghani Akbar Novandhana |