SMA Negeri 1 Jember


Salam Blogger! Kali ini saya ingin berbagi cerita dan informasi mengenai Pesta Demokrasi yang secara rutin dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jember setiap 1 tahun sekali, yakni Pemilihan Ketua Umum OSIS (Pilketos), dimana Pilketos ini diselenggarakan oleh lembaga Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember. Nah kebetulan, saya sendiri merupakan anggota dari lembaga tersebut. Oleh karena itu, disini saya akan menjelaskan gambaran bagaimana sistematika pemilihan Ketua Umum OSIS ini dari tahap pendaftaran, tes, sampai pemilihan. Yuk, mari disimak! Untuk dapat melihat gambarnya dengan lebih jelas, langsung aja klik fotonya!

Gambar 1: Pemilihan Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember Periode 2013/2014

Pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2013 kemarin, warga SMA Negeri 1 Jember telah menyelanggarakan Pemilihan Ketua Umum OSIS (Pilketos) periode 2013/2014. Pilketos ini diselenggarakan secara berkala setiap 1 tahun sekali oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember untuk memilih Ketua Umum OSIS. Dalam sebuah negara demokrasi, kita sebagai warga negara hendaknya dapat mengaplikasikan proses demokrasi dimanapun kita berada. Termasuk di lingkungan sekolah, dimana kita harus berperan sebagai warga sekolah yang demokratis. Apa itu Demokrasi? Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia, arti kata demokrasi adalah;

Demokrasi adalah sistem dalam suatu negara dimana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi merupakan wujud kebersamaan dalam Negara yang juga merupakan hak sekaligus kewajiban bagi warga Negara karena sistem kekuasaan yang berlaku adalah: “Res publica” dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam penerapan di Negara Kesatuan Republik Indonesia demokrasi dapat dipandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita  hidup berkelompok yang ada dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan. Seperti yang telah kita ketahui, salah satu jenis demokrasi adalah berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, terdapat demokrasi langsung yang berarti mengikutsertakan setiap warga negara dalam menentukan suatu urusan negara.

Dari deskripsi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa demokrasi memerlukan partisipasi dari seluruh komponen suatu kelompok (dalam hal ini sekolah) yang memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah suatu hal yang besar. Sebagaimana yang di dasarkan pada Pancasila sila ke-4 ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, dan UUD 1945 pasal 28 ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Maka, salah satu perwujudan keterlibatan warga sekolah dalam proses demokrasi adalah Pemilihan Ketua Umum OSIS (Pilketos). Pilketos merupakan sarana bagi warga sekolah untuk dapat berpartisipasi ikut menentukan figur dan arah kepemimpinan OSIS dalam periode waktu tertentu.

Tentang dasar penyelenggaraan suatu pemilihan, sebenarnya ide dari demokrasi lah yang menyebutkan bahwa dasar penyelenggaraan sebuah organisasi besar yang dalam hal ini kaitannya dengan OSIS, adalah kehendak warga sekolah. Kehendak warga sekolah lah yang merupakan dasar bagi penyelenggaraan Pilketos.

Maka, ketika demokrasi mendapatkan perhatian yang luas dari warga sekolah, penyelenggaraan Pilketos yang demokratis menjadi syarat penting dalam pembentukan kepemimpinan dalam tubuh OSIS. Termasuk para siswa, dewan guru, staf TU, guru PPL, satpam, penjaga, dan penjual di kantin. Semuanya berpartisipasi dalam mewujudan proses demokrasi di sekolah tersebut.

Hal ini dikarenakan OSIS adalah sebuah organisasi penyelenggara program-program sekolah yang tentunya harus mendapat dukungan dari seluruh warga sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi dari setiap komponen sekolah. Apabila hal tersebut dapat diwujudkan, maka proses demokrasi di lingkungan SMA Negeri 1 Jember dapat terealisasikan dengan baik.

Berbicara mengenai fungsi, Pilketos sendiri memiliki fungsi utama sebagai sarana sirkulasi kepemimpinan OSIS agar dapat teratur, berkala, dan berkesinambungan. Sebuah kepemimpinan yang lama tanpa dibatasi periode tertentu, dapat menjurus pada pada kepemimpinan yang sewenang - wenang. Banyak contoh dalam sejarah dunia yang memperlihatkan betapa kekuasaan yang absolut, tanpa pergantian kepemimpinan yang teratur dan berkesinambungan, mengakibatkan daya kontrol melemah dan kekuasaan menjadi korup dan sewenang-wenang. Seperti halnya pemimpin Libya dan Mesir yang telah tumbang beberapa waktu lalu.

Penumbangan kekuasaan itu diakibatkan oleh  periode kepemimpinan yang tidak tersirkulasi dengan teratur dan menyebabkan rakyat menjadi murka. Rakyat akan menuntut pergantian kepempinan sesegera mungkin.

Menurut pandangan saya, hal ini wajar saja karena di zaman yang modern seperti ini, rakyat telah memiliki kesadaran yang kuat mengenai pentingnya peran warga negara dalam menetukan pemimpin yang akan mengayomi mereka nantinya. Dari sejarah yang telah dipaparkan tadi, sejarah tersebut dapat memberikan contoh konkret tentang apa yang akan terjadi apabila Pilketos di SMA Negeri 1 Jember ini tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup lama, atau Ketua Umum OSIS tidak kembali dipilih oleh warga sekolah, melainkan hanya melalui penunjukkan oleh  salah satu pihak saja. Hal seperti itu tidak dapat menunjukkan sikap demokrasi yang baik di lingkungan sekolah. Dan warga sekolah pun akan menuntut adanya pemilihan sesegera mungkin, karena mereka paham akan hak-hak mereka sebagai warga sekolah yang demokratis.

Namun, Pilketos yang teratur, berkala, dan berkesinambungan saja tidak cukup untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-benar menghendaki kehendak warga sekolah secara umum. Pemilu merupakan sarana legitimasi (pengakuan) bagi sebuah kepemimpinan. Setiap pemimpin, pasti membutuhkan dukungan warga/anggotanya untuk melegitimasi kekuasaannya.

Maka, Pilketos sering kali dijadikan sebagai alat pelegitimasian kekuasaan semata. Cara termudah yang dapat dilakukan untuk menghindari kesan tersebut adalah dengan mengatur sedemikian rupa teknis penyelenggaraan Pilketos, agar hasil dari Pilketos dapat memberi kemenangan mutlak yang demokratis dan sesuai dengan kehendak warga sekolah. Maka, selain teratur, berkala, dan berkesinambungan, masalah sistem atau mekanisme dalam penyelenggaraan Pilketos adalah hal penting yang harus diperhatikan. Pilketos yang merupakan ikon demokrasi di lingkungan sekolah benar-benar harus memiliki teknis pelaksanaan atau mekanisme yang sesuai.

Mekanisme pelaksanaan Pilketos SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014 berawal dari pembagian formulir pendaftaran bagi siswa yang akan mencalonkan dirinya sebagai Ketua Umum OSIS. Pembagian formulir tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Agustus 2013. Namun, jumlah calon Ketua Umum OSIS yang akan mendaftar sudah ditentukan sebelumnya oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK), yaitu berjumlah 31 orang, yang meliputi:

· Satu calon dari setiap kelas XI yang keseluruhan berjumlah 8 orang.
· Satu calon dari setiap ekstrakurikuler yang keseluruhan berjumlah 18 orang.
· Perwakilan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang berjumlah 5 orang.

Maka secara keseluruhan, 31 calon tersebut harus mengumpulkan formulir pendaftaran paling lambat hari Jumat, tanggal 23 Agustus 2013 dan harus memenuhi seluruh persyaratan sebagai calon Ketua Umum OSIS. Persyaratan tersebut diantaranya harus melampirkan fotocopy rapot, karena ada kriteria tersendiri bagi calon Ketua Umum OSIS yang rata-rata nilai mata pelajarannya minimal harus 8,0. Calon Ketua Umum OSIS juga harus mengumpulkan tanda tangan dari beberapa pendukungnya. Tujuan dari hal tersebut adalah sebagai tanda jika dirinya memang diharapkan oleh OSIS, kelas, atau ekstrakurikuler yang diwakilinya untuk maju sebagai calon Ketua Umum OSIS.

Setelah semua formulir dikumpulkan pada hari Jumat, maka diadakan tes tulis bagi seluruh calon pada 24 Agustus 2013. Tes tulis ini diadakan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember. Soal-soal dari tes tulis tersebut akan menguji dan menunjukkan seluas apakah wawasan yang dimiliki oleh masing-masing peserta mengenai seluk-beluk SMA Negeri 1 Jember, seluk-beluk OSIS, dan jiwa kepemimpinan mereka. Soal tes tulis dibuat sendiri oleh pihak Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember dan dibuat banyak soal pengecoh didalamnya untuk menguji ketelitian para peserta.

Gambar 2: Suasana Ruang Tes Tulis Calon Ketua Umum OSIS
Namun, ada yang mengecewakan dari tahap tes tulis ini. Banyak peserta yang tidak hadir dalam tes tulis saat itu. Menurut penelaahan saya, hal ini dikarenakan para peserta yang tidak hadir merasa dirinya hanya mewakili ekskul atau kelas mereka hanya dalam tahap pengumpulan formulir.Jadi istilahnya, mereka hanya “setor nama” saja dan sebatas menggugurkan kewajiban mereka mewakili ekskul/kelasnya. Mereka mengumpulkan formulir pendaftaran itu sebagai formalitas belaka. Asal sudah mengumpulkan formulir, mereka anggap sudah selesai. Hal ini tentu tidak mencerminkan sikap patriotisme yang baik. Seharusnya, mereka menghadiri tes tulis tersebut karena telah dipercaya oleh teman-temannya untuk mewakili ekskul/kelasnya sebagai calon Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014.

 Setelah melalui tahap tes tulis, akan diambil 10 peserta dengan skor tertinggi yang akan melaju ke babak selanjutnya yaitu tes wawancara tahap pertama.
Gambar 3: 10 Calon Ketua Umum OSIS Yang Mengikuti Tes Wawancara Tahap 1

Tes wawancara tahap pertama ini sekali lagi dilakukan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember, pada hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013. Tes wawancara tahap pertama ini diharapkan dapat menunjukkan mana peserta yang benar-benar siap dan bersungguh-sungguh untuk menjadi seorang Ketua Umum OSIS, sebelum melaksanakan tes wawancara tahap kedua bersama Pembina OSIS.

Tes wawancara tahap pertama ini dilakukan dengan cara memanggil peserta satu-persatu dari ruang tunggu, dan peserta yang telah selesai mengikuti tes wawancara akan diarahkan ke ruang relaksasi. Jadi, peserta yang telah usai melaksanakan tes wawancara tidak akan punya kesempatan untuk berkomunikasi dengan peserta yang belum melaksanakan tes wawancara. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.

Gambar 4: Suasana Ruang Tes Wawancara Tahap 1

Setelah melalui tes wawancara tahap pertama, akan diambil 5 peserta dengan skor tertinggi yang akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu tes wawancara tahap kedua bersama Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan dan Pembina OSIS, pada hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2013, yang disaksikan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK).

Tes wawancara tahap kedua ini sekaligus akan menentukan 3 kandidat yang akan melaksanakan kampanye dan orasi. Kampanye dan orasi ini akan disaksikan oleh seluruh warga SMA Negeri 1 Jember di lapangan basket, untuk menggalang dukungan.

Tes wawancara tahap kedua ini juga menggunakan sistem yang sama dengan tes wawancara tahap pertama. Yaitu, dengan disediakannya ruang tunggu dan ruang relaksasi, yang akan membuat tes wawancara tahap kedua ini dapat bebas dari kecurangan.

Para dewan juri akan berpikir matang-matang dalam menentukan 3 kandidat yang layak menjadi calon Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014.

Gambar 5: Suasana Ruang Tes Wawancara Tahap 2 Bersama Pembina

Setelah melalui tes wawancara tahap kedua bersama pembina, akhirnya ditemukan 3 kandidat yang benar-benar siap dan layak menjadi Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014. Ketiga kandidat itu ialah Mas Dito perwakilan dari OSIS, Mas Ghani yang juga perwakilan dari OSIS, dan Mas Angga yang merupakan perwakilan dari ekskul Paskibra. Ketiga kandidat diberi waktu untuk melaksanakan kampanye selama 2 hari. Yaitu, pada hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2013 dan hari Jumat, tanggal 30 Agustus 2013. Hari Kamis tidak dapat dijadikan sebagai hari kampanye dikarenakan pada hari tersebut diadakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, proses belajar mengajar di sekolah ditiadakan dan otomatis tidak dapat dijadikan sebagai hari kampanye ketiga kandidat.

Gambar 6: Ketiga Kandidat Calon Ketua Umum OSIS Terpilih
Pada Pemilihan Ketua Umum OSIS kali ini, SMA Negeri 1 Jember telah mengadakan Pemilihan Ketua Umum OSIS dengan cara pengambilan suara terbanyak (voting) yang berasaskan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia (Luber),  Jujur dan Adil (Jurdil). Pada Sabtu, 31 Agustus 2013 tepatnya di pagi hari, lapangan basket SMA Negeri 1 Jember yang biasanya kosong, mendadak diramaikan oleh setting panggung, tenda, dan kursi dengan dilengkapi berbagai banner yang dapat dengan jelas menunjukkan bahwa akan dilaksanakan sebuah pesta demokrasi besar di lingkungan SMA Negeri 1 Jember. Meskipun satu demi satu siswa yang hadir pada pagi itu bertanya-tanya, acara apa yang sebenarnya akan berlangsung di sekolah mereka. Mendekati pukul 07.00 W.I.B. lapangan menjadi semakin riuh oleh para siswa dari kelas X hingga kelas XII. Seluruh kursi yang disediakan untuk para pengurus OSIS, dewan guru, dan guru PPL sedikit demi sedikit terisi.

Namun, para pengurus OSIS tidak segera menempati kursi yang telah disediakan. Pengurus OSIS mulai tampak berdatangan ketika Pembina OSIS, yaitu Pak Arif Purwanto memerintahkan dengan nada keras yang tidak sekali saja, melainkan berkali-kali. Begitu pula dengan beberapa kelompok siswa yang terkesan tidak menghargai terselenggaranya acara ini. Terutama siswa kelas XI dan XII. Bukannya menempati tempat yang telah disediakan, mereka malah memilih untuk mengobrol dan bersenang-senang di kantin maupun di depan kelas. Ada juga siswa yang menonton film menggunakan laptop di tangga gedung baru. Meskipun anggota Majelis Perwakilan Kelas (MPK) telah memperingatkan mereka berkali-kali, mereka tetap saja seperti itu. Sampai akhirnya, kembali Pembina OSIS yang memperingatkan mereka dengan nada keras. Kelas XII yang semula berdiam diri di lantai 2, serentak turun ke lapangan untuk menyaksikan Orasi, hanya karena bentakan dari Pembina OSIS.

Namun, tidak sedikit pula siswa yang tampak antusias untuk memeriahkan pesta demokrasi SMA Negeri 1 Jember itu. Meskipun mereka harus duduk diatas terpal yang seadanya, mereka tetap antusias dalam memeriahkan acara tersebut.

Karena siswa kelas X mendapat tugas dari Ibu Tutik Istiqomah selaku guru PKn untuk meliput acara Pilketos ini. Maka, siswa kelas X lah yang tampak lebih antusias dalam memeriahkan pesta demokrasi SMA Negeri 1 Jember ini. Mereka dengan semangatnya menenteng kamera dan smartphone mereka untuk meliput acara besar tersebut. Satu persatu siswa terlihat maju kedepan untuk mengabadikan foto para kandidat yang sedang berkampanye. Ada pula yang mengabadikan momen tersebut dengan merekam atau mengambil video. Siswa yang antusias tampak lebih menunjukkan apresiasi dan penghargaan mereka terhadap acara yang diselenggarakan oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Jember ini. Sikap penghargaan mereka patut diacungi jempol.

Gambar 7: Dewan Guru Dan Guru PPL Antusias Menyaksikan Acara
Gambar 8: Siswa Antusias Memeriahkan Pesta Demokrasi SMA Negeri 1 Jember
Acara dibuka dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” secara bersama-sama dan dipimpin oleh dirigen perwakilan dari Paduan Suara (Padsara) SMA Negeri 1 Jember, Mas Rifqi. Namun, ada sebagian siswa yang malah gaduh dan tidak menunjukkan rasa nasionalisme mereka ketika menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Hal ini tentu tidak sepantasnya dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 Jember. Apalagi, justru kelas XII yang berada di lantai 2 lah yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan tidak benar. Mereka menyanyi dengan tempo sendiri tanpa menyamakan dengan dirigen. Seharusnya, siswa kelas XII memberikan contoh yang baik kepada adik kelasnya.

Tak perlu berlama-lama lagi, para kandidat calon Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember kemudian dipanggil satu-persatu oleh pembawa acara dan dipersilahkan naik ke panggung untuk memulai acara Orasi. Yang unik dari penyelenggaraan Pilketos kali ini adalah, para kandidat seolah-olah harus melewati Red Carpet untuk menuju kursi kandidat. Seperti dalam acara penganugerahan yang biasa tayang di televisi.

Gambar 9: Mas Rifqi Memimpin Lagu Indonesia Raya Di Awal Dan Di Akhir Acara
Gambar 10: Kandidat Melewati Red Carpet Menuju Panggung Orasi
Kemudian, mulai ditayangkan video kampanye yang menunjukkan profil dan visi misi dari masing-masing kandidat. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik simpati dari seluruh warga sekolah agar dapat memilih dengan tepat. Acara dilanjutkan dengan orasi, tanya jawab, debat, dan penyampaian aspirasi siswa. Ketiga kandidat berusaha memberikan kampanye yang terbaik agar dapat menarik dukungan lebih dari warga sekolah. Mereka juga berusaha keras menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan oleh dewan juri dengan semaksimal mungkin, termasuk soal berbahasa Inggris yang dilontarkan oleh Bapak Suharto.

Saya turut mengapresiasi Mas Dito yang telah menjawab pertanyaan mengenai sikap dan etika ketika menyanyikan Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Indonesia Raya dari Ibu Tutik Istiqomah. Mas Dito dapat menjawab dengan baik, lancar, dan tegas. Banyak pendukung dari Mas Dito yang mengacungkan jempol atas keberaniannya berdiri dihadapan ratusan siswa dan dewan guru dari SMA Negeri 1 Jember.

Gambar 11: Penyampaian Orasi Oleh Mas Dito

Gambar 12: Dewan Juri Melontarkan Pertanyaan Kepada Kandidat

Gambar 13: Bapak Suharto Melontarkan Pertanyaan Berbahasa Inggris
Gambar 14: Penentuan Mosi Debat Dan Pertanyaan Aspirasi Siswa Dengan Cara Diundi

Gambar 15: Pendukung Mas Dito Mengapresiasi Keberanian Mas Dito Berbicara Di Depan Umum

Setelah para kandidat berkampanye, menjawab pertanyaan dari dewan juri, dan berdebat di panggung yang telah disediakan, para siswa kembali ke kelas masing-masing untuk melaksanakan pemungutan suara. Sesaat kemudian, Ibu Tutik Istiqomah mengumumkan perolehan nilai dari dewan juri sebagai referensi bagi para siswa untuk dapat menjatuhkan pilihannya secara tepat, bukan berarti siswa harus memilih berdasarkan penilaian tersebut. Ingat! Hanya sebagai referensi. Dalam pengambilan suara secara langsung, para siswa sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung dalam Pilketos, sesuai dengan hati nuraninya, tanpa perantara. Untuk setiap siswa, akan dibagikan kertas suara secara umum. Dan Pilketos ini berlaku bagi semua warga sekolah, tanpa adanya deskriminasi. Setiap siswa berhak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun. Dalam mendapatkan haknya, setiap siswa memiliki jaminan kerahasiaan, sehingga pilihannya tidak dapat diketahui oleh siswa lainnya. Seluruh proses pemungutan suara di dalam kelas diawasi secara langsung oleh perwakilan dari Majelis Perwakilan Kelas (MPK). Sistem yang digunakan dalam pemilihan kali ini adalah sistem pencoblosan, dan dilaksanakan di setiap kelas dengan menggunakan meja tanpa bilik. Hal ini kurang dapat mendukung asas pemilu “rahasia”. Meskipun pihak MPK sendiri telah menjamin tidak akan ada kebocoran dan keprivasian pemilih dapat terjamin, karena semua tahap berada dibawah kontrol MPK. Pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. MPK sendiri bersifat netral sebagaimana asas adil dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

Setelah itu, dilanjutkan dengan proses penghitungan suara oleh ketua kelas dan sekertaris kelas dan disaksikan oleh seluruh anggota kelas dengan asas jujur. Semua pihak yang terkait dengan pemilihan harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampailah pada saat yang ditunggu-tunggu. Yakni, penghitungan suara secara keseluruhan. Dengan menggunakan sistem turus, pihak MPK memulai penghitungan suara dari pemungutan suara yang dilakukan di lapangan. Yakni, pemungutan suara oleh dewan guru, guru ppl, staf TU, penjaga, satpam, penjual kantin, OSIS, dan MPK. Meskipun penghitungan memakan waktu agak lama, tetapi hal ini malah dapat mengedepankan sifat transparansi karena dalam proses perhitungan suara yang dilakukan oleh MPK di lapangan, disaksikan oleh seluruh warga sekolah.

Dari hasil Pemilihan Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014, ditetapkan hasil perolehan suara sebagai berikut; Mas Ghani unggul dengan mendapatkan 602 suara. Disusul Mas Dito dengan perolehan 136 suara. Dan Mas Angga harus puas berada di posisi ketiga, dengan perolehan 80 suara. Maka, ditetapkan Ghani Akbar Novandhana sebagai Ketua Umum OSIS SMA Negeri 1 Jember periode 2013/2014.

Gambar 16: Proses Pemungutan Suara Di Dalam Kelas

Gambar 17: Proses Penghitungan Suara Di Dalam Kelas

Gambar 18: Proses Pemungutan Suara Oleh Anggota MPK Di Lapangan

Gambar 19: Proses Pengumpulan Kartu Suara Oleh Anggota MPK Di  Lapangan


Gambar 20: Proses Pemungutan Suara Oleh Dewan Guru Di Lapangan


Gambar 21: Proses Pengumpulan Kartu Suara Oleh Dewan Guru Di Lapangan


Gambar 22: Proses Penghitungan Suara Oleh Anggota MPK Disaksikan Oleh Perwakilan OSIS Dan Warga Sekolah


Gambar 23: Proses Perhitungan Suara Di Lapangan Menggunakan Sistem Turus Yang Transparan

Gambar 24: Ucapan Selamat Dari Pembina OSIS Kepada Ketua Umum OSIS Terpilih Ghani Akbar Novandhana

Gambar 25: Ucapan Selamat Dari Ketua OSIS Lama Kepada Ketua OSIS Terpilih Ghani Akbar Novandhana

Gambar 26: Sambutan Ketua Umum OSIS Terpilih SMAN 1 Jember Periode 2013/2014 Ghani Akbar Novandhana

Gambar 27: Pengurus MPK yang mempersiapkan Pilketos dari tahap awal